Manusia dan Harapan

                      Manusia dan Harapan            
  


Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Alhamdulillah hirabbil alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna telah memberikan nikmat sehat walafiat, segala rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat mengerjakan tugas Ilmu Budaya Dasar yang ditugaskan  ini dengan sebaik-baiknya.
            Terimakasih pula kepada :
1.      Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya yang telah melancarkan pembuatan makalah ini,
2.      Orang Tua, yang selalu memberi motivasi dan bekal materi kepada saya,
3.      Dosen, yang telah membimbing saya dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya,
4.      Teman-Teman, yang sudah membantu demi terselesainya makalah ini
5.      Serta orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat berguna, mohon maaf jika ada kesalahan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.









Bab I
Pendahuluan
1.1         Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dan kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.Jadi untuk mewujudkan harapan itu harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang diharapkan Bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk: sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antar harapan dan cita-cita terdapat persamaam yaitu :
• keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
• pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan pembuatan makalah  ini, yakni untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar dan agar menambah wawasan bagi kita semua.
1.3 Pembatasan Masalah
            Dalam membuat makalah Ilmu Sosial Dasar penulis mencari sumber dari isi makalah melalui :
Ø  Internet
1.4 Teknik Pengumpulan Data
      Dalam penulisan makalah, penulis menerapkan beberapa cara
Ø  Mencari di internet mengenai pembahasan makala

1.5 Sistematika Penulisan
            Makalah disusun dalam tiga bab :
Ø  Bab I Pendahuluan meliputi : Latar Belakang Masalah, Tujuan, Pembatasan Masalah, Teknik Pengumpulan Data dan sistematika penulisan
Ø  Bab II Pembahasan meliputi : pengertian harapan, hubungan manusia dan harapan, penyebab manusia mempunyai harapan, perbedaan harapan dan cita cita
Ø  Bab III Penutup meliputi : kesimpulan dan saran










Bab II


Pembahasan

2.1 Pengertian Harapan

Harapan adalah energi, Energi adalah sebuah kekuatan.
Orang yang tidak memiliki harapan disebut orang yang putus asa. Bila seseorang sudah putus asa,maka tidak ada lagi yang bisa menolongnya.
Harapan yang memiliki kekuatan yang dahsyat disebut cita cita. Hasrat hati untuk meraih cita citanya membuat orang mampu bertahan untuk hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Kerinduan untuk menjadikan cita cita atau impian,menjadikan seseorang tabah dalam menghadapi segala masalah kehidupan. Karena memiliki keyakinan,bahwa suatu waktu impiannya akan menjadi kenyataan.
Tetapi antara cita cita dan terwujudnya harapan tersebut menjadi kenyataan, terdapat jarak atau rentang waktu,yang terkadang bisa singkat,bisa juga memakan waktu yang panjang. Tergantung seberapa besar hasrat hati dan usaha untuk merealisasikannya.
Tidak ada cita cita yang dapat dicapai dengan berpangku tangan atau bermalas malasan, Adalah mustahil mewujudkan sebuah impian ,hanya dengan merenungdan melamun. Untuk segala sesuatu yang ingin dicapai,selalu ada harga yang harus dibayar. Baik dalam bentuk kerja keras, pengorbanan perasaan ,maupun kegagalan kegagalan.
Oleh karena itu untuk meraih sebuah cita cita atau impian,maka setiap orang harus siap untuk menerima kegagalan. Karena kegagalan jembatan untuk sampai kepada tujuan yang ingin kita capai.
Sebuah harapan /cita cita atau impian selalu mengandung dua sisi: sukses atau gagal.
Seperti halnya sekeping mata uang yang selalu memiliki dua sisi. Bila kita ingin memilikinya,maka kita harus mengambil kedua duanya.

2.2 hubungan manusia dan harapan

Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda untuk kehidupannya, dengan harapan manusia akan berjuang dan bertahan untuk mengejar hal yang ingin di raihnya.Melalui harapan manusia dapat mengembangkan potensinya untuk menjadi mahluk yang berguna dan senantiasa menjadi yang terbaik untuk orang yang ada di sekelilingnya.

Harapan dapat menjadi sebuah gambaran seberapa besar peluang yang ada untuk meraih sesuatu. Tetapi dalam membuat harapan harus sesuai dengan keadaan saat ini dan yang akan datang, di takutkan sebuah yang tak pantas akan membuat sebuah pengharapan yang sia-sia dan membuang banyak energi dan pikiran. Oleh karena itu sebuah harapan yang baik adalah sesuatu yang ada pada diri kita sendiri

2.3 penyebab manusia mempunyai harapan

 Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
• Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
• Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan,
dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)

2.4 perbedaan harapan dan cita cita
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan “berpikir positif” yang merupakan salah satu cara terapi / proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal “pikiran negatif” atau “berpikir pesimis”. Kalimat lain “harapan palsu” adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil. Manusia sangatlah erat dengan harapan. Setiap manusia pasti memiliki harapannya sendiri, baik itu untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang lain. Harapan manusia tak akan ada batasnya, karena saat satu harapan terpenuhi, maka akan muncul harapan-harapan baru lain yang timbul dari akibat harapan yang terpenuhi. Harapan juga sering dikaitkan dengan doa. Bisa dibilang isi doa yang kita utarakan setiap kali berisi harapan-harapan yang ingin dipenuhi. Untuk mencapai harapannya, manusia haruslah juga melakukan usaha untuk memenuhi harapannya tersebut. Harapan ini hampir sama dengan cita-cita manusia, namun harapan bukanlah sebuah cita-cita. Bedanya, cita-cita memiliki bobot harapan dan tanggung jawab yang jauh lebih besar. Sedangkan harapan tidak sekuat cita-cita. Tapi bukan berarti harapan dapat diabaikan. Terkadang seseorang membutuhkan harapan untuk tetap bertahan pada suatu kondisi yang mungkin rumit atau baik sekalipun. Tanpa adanya harapan, maka seseorang tak akan memiliki motivasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Namun, ada baiknya harapan tidak berlebihan. Harapan yang berlebihan akan membuat mental atau kepesimisan yang mendalam saat harapan itu memudar, hilang, ataupun tak dapat dicapai. Di kalangan anak muda jaman ini sedang populer sesuatu yang disebut PHP (pemberi harapan palsu) yang banyak dikaitkan dengan kegalauan. Hal ini membuktikan bahwa harapan bukan hanya datang dari batin kita sendiri tetapi juga dapat datang dari seseorang. Seseorang dapat memberikan harapan yang baik bagi seseorang lainnya. Harapan juga dapat timbul dari keyakinan atau kepercayaan akan sesuatu. Saat seseorang percaya akan suatu hal pasti akan timbul harapan bagi suatu hal tersebut. Sebaiknya harapan yang dimiliki seseorang adalah harapan yang baik dan bermanfaat. Jangan membuat harapan dari emosi kebencian atau kecemburuan. Harapan yang seperti itu dapat merugikan orang lain dan membuat motivasi yang tidak benar. Meskipun harapan belum tentu terwujud, namun harapan yang buruk tetaplah sebuah doa yang

Bab III
Penutup
·         Kesimpulan
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai sebuah keinginan, mempunyai sebuah harapan, yang menunjukan kebahagiaan untuk kedepannya. Dan manusia harus mengerjakan apa yang harus dikerjakan, melakukan apa yang harus dilakukan agar harapan tersebut tercapai, dalam kata lain manusia berusaha untuk menggapai apa yang dicita citakan.

·         Saran

Kita harus melakukan apa yang semestinya dilakukan dan memperjuangkan segala hal yang perlu kita perjuangkan semata mata untuk diri kita sendiri kedepannya,  kita juga harus senantiasa berdoa agar segala upaya dalam meraih harapan tersebut dapat berjalan dengan mudah.

Komentar